Oleh: Robert Bala
Diploma Resolusi Konflik Asia Pasifik,
Facultad Ciencia Politica Universidad Complutense de Madrid Spanyol
๐จ๐๐๐๐๐ ๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐ฎ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ 11 ๐ ๐๐ 12 ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐? Dari sisi keluarga tentu saja orang mengatakan โyaโ. Apalagi dalam cara berbicara atau lebih tepat berkata-kata, gestur, terlihat kemiripan. Buah jatuh tidak jauh dari pohon. Kita pun berharap, kehebatan Jokowi diturunkan ke Gibran. Idealnya seperti itu. Lebih lagi ketika Gibran maju sebagai cawapres berpasangan dengan Prabowo Subiatno.
Tetapi apakah kehebatan yang dimiliki Gibran hingga dia dipromosikan jadi Cawapres sama atau minimal mendekati Jokowi? Atau ๐๐๐๐๐โ ๐๐๐๐๐๐๐ก๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐ ๐ฝ๐๐๐๐ค๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ก๐ ๐๐๐๐ก๐ (โ๐๐๐ข๐ ) ๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ก๐ข โ๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐๐โ ๐บ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ข๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐, ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ฆ๐ ๐ก๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ก๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฝ๐๐๐๐ค๐?
Pertanyaan ini kelihatan sederhana dan mudah dijawab. Tetapi bila ditelusuri lebih dalam memiliki asumsi yang perlu ditelusuri. Menjawab pertanyaan ini atau minimal memahami pengandaian di baliknya tentu diharapkan dapat menjadi masukan bagi siapapun yang mau menjadikan pilpres 2024 sebagai momen mencari pemimpin terbaik.
Tentang Jokowi, ia bisa menjadi hebat hingga di tahun ke-10 pemerintahannya tentu bukan secara kebetulan. ๐บ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐น๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ 70-๐๐. ๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ 2 ๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฒ๐๐๐ ๐จ๐๐๐๐, ๐ ๐ ๐ฒ๐๐๐๐๐๐ ๐ช๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ณ๐๐, ๐ฒ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฎ๐๐๐๐๐๐๐, ๐ฉ๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐บ๐๐๐.
Kita berandai, bila saja kondisi yang rentan itu membahayakan Jokowi. Tentu kita kehilangan seorang figur yang tidak akan diketahui tetapi terutama tidak akan memberi warna seperti yang ia sudah torehkan selama 10 tahun pemerintahannya sebagai Presiden, 2 tahun sebagai gubernur DKI dan 7 tahun jadi walikota Solo.
Oleh perjalanan itu, bersama ๐๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐๐๐๐๐๐, ๐จ๐๐๐๐๐๐ ๐ด๐๐๐๐๐ ๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐. Ia tidak tahu harus kemana karena memang tidak ada jalan. Tetapi ia berjalan berulang-ulang di tempat itu dan akhirnya terciptalah jalan. Sepertinya terwujud apa yang dikatakan oleh Machado: ๐ท๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐ซ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐.
Karena merangkak dari bawah maka kekayaan yang dimiliki Jokowi saat โseumuranโ dengan Gibran tentu saja berbeda. Bila kini Gibran punya kekayaan sebesar Rp 26 miliar, maka angka itu tentu terlalu fantastis untuk seorang pemuda bernama Jokowi. Ia tidak punya apa-apa dan siapa-siapa yang bisa memberikannya harta sebanyak itu. Tetapi yang ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ , ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐ฒ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ โ๐๐๐๐๐โ.
Gibran yang saat ini menjadi cawapres (yang tentunya sangat didukung oleh sang ayah), tentu tidak bisa dianggap โanak bawangโ. Pasalnya ia sudah buktikan diri selama 2 tahun menjadi walikota Solo. Tetapi pengalaman itu terlalu sedikit dan itu pun dikatakan Jokowi yang mengatakan (apakah dengan jujur) bahwa Gibran tidak akan maju (secepat itu) jadi cawapres.
Masyarakat banyak yang masih mengandalkan akal budi minimal pun menyetujuinya dan tidak sedikit yang masih meyakini hal itu hingga kini. Mereka memang mengharapkan bahwa ke depannya Gibran bisa menggantikan sang ayah tetapi tidak secepat itu. Ia masih butuh waktu untuk memantaskan diri seperti yang diungkapkan oleh Jokowi sendiri. ๐ฎ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ โ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐โ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ โ๐๐๐๐๐โ ๐๐๐๐. ๐บ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ โ๐๐๐๐๐โ (๐๐๐๐๐๐๐๐) ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ โ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐โ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐.
Tetapi jalan sendiri seperti yang dibuat Jokowi tidak terjadi pada Gibran. ๐ฒ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ด๐ฒ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ฎ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐.
Secara logis (dan pragmatis) memang cara seperti ini terbaik. Untuk apa harus โrepot-repotโ membuat jalan sendiri sementara jalannya sudah tersedia? Bahkan bukan jalan setapak saja seperti dikatakan Machado tetapi bahkan jalan tol, sebuah analogi bahwa semua infrastruktur dan suprastruktur telah ada. Hal itulah yang telah terjadi dan mengantar kita untuk hanya 2 minggu lagi harus menentukan pilihan.
Singkatnya meski merupakan ayah dan anak, tetapi terdapat perbedaan mencolok. Dari segi menganyam sendiri jalan, Jokowi sangat berbeda dari Gibran. Dari pengalaman juga tidak sebanding. Kita tidak mengatakan perbedaannya antara langit dan bumi tetapi meski sedikit dibesar-besarkan perbedaan itu, sebenarnya mengungkapkan bahwa tidak bisa disamakan.
๐๐ข๐ญ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฏ๐บ๐ข๐ต๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ญ๐ถ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐๐๐๐. Setelah โtersakitiโ oleh Gibran yang ternyata โbersanding dengan Prabowoโ, PDIP menjadi lupa bahwa Jokowi dan Gibran itu berbeda. Yang mestinya diserang adalah Gibran (dan bukan Jokowi) yang ternyata juga โmulut manisโ, tampil (sepertinya) sopan, membungkuk badan tetapi apa yang ada di dalamnya bisa dipahami publik.
Serangan ‘membabi-buta’ PDIP kepada Jokowi ini yang justru menjadi boomerang bagi PDIP. Melorotnya survei diprediksi karena serangan yang terlalu ‘habis-habisan’. Publik lalu membela Jokowi. Beruntung kemudian PDIP ‘sadar’ sehingga Ganjar bisa ‘rebound’ lagi.
Singkatnya, kalau menyerang seharusnya langsung ke Gibran yang ternayt ajuga ‘jago’ bermulut manis. Di satu pihak katanya ‘ikut perintah Ibu Ketum’ tetapi ternyata hanya ‘lip service’.
Singkatnya, antara Jokowi dan Gibran memang terdapat perbedaan yang tidak kecil. Hal itu juga bisa terbukti dalam debat ke-2 cawapres. Gibran menjadi (sedikit atau banyak) angkuh dan menyerang Mahfud yang tidak menyangka hal itu bakal terjadi. Wajahnya berubah seperti sebuah ‘KO’ membuatnya terhuyung-huyung di sudut ring debat dengan menganggapnya ‘profesor’ tetapi tidak tahu apa-apa.
Di situ orang melihat bahwa ternyata Jokowi tetap menjadi โthe best presidentโ dan Gibran belum mendekati kualitas sang ayah. Hal ini tentu fakta dan bukan opini, meski keduanya bisa disatukan agar menjadi semakin kuat. Jokowi tidak pernah menghujat lawan apalagi setelah membuatnya ‘terkapar’, masih lagi menamparnya.
Di sinilah letak perbedaan itu. Lalu, kalau adanya perbedaan mencolok antara Jokowi dan Gibran maka bagaimana harus menentukan pilihan? Tentu itu adalah keputusan masing-masing pribadi. Setiap orang bebas menentukan pilihannya. Tetapi minimal orang tidak mengalami apa yang disebut sebagai โmisguidedโ alias โsalah kaprahโ yang sekadar menyamakan Gibran dan Jokowi atau partai yang sekadar mengklaim Jokowi adalah โmiliknyaโ. Memang di sana ada anaknya tetapi Jokowi tidak sama dengan anaknya oleh perjalanan hidupnya masing-masing.
Tetapi keputusan akhir tentu akan diserahkan kepada masing-masing untuk menilai. Satu suara ikut menentukan masa depan bangsa ini. Kembali kepada โlaptopโ (hatimu) untuk memutuskan. ***