Aksinews.id/Jakarta – Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mengungguli lawan-lawannya dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) akhir Maret hingga awal April 2023 lalu.
LSI merilis bahwa jika pemilihan presiden diadakan sekarang, maka Ganjar Pranowo menempati urutan pertama dari 19 nama yang disurvei. Setelah Ganjar, urutan kedua diduduki Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan. Kemudian, urutan ketiga Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta.
Ya, “Ganjar paling banyak dipilih 19,8 persen, kemudian Prabowo 19,3 persen, dan Anies 18,4 persen,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, Minggu (9/4/2023).
Djayadi menjelaskan selain unggul dari Prabowo dan Anies, Ganjar juga unggul dari nama calon presiden (capres) lainnya. Seperti Ridwan Kamil, Sandiaga Salahudin Uno, Gibran Rakabuming, M Mahfud MD, Erick Thohir.
Kemudian, Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Gatot Nurmantyo, Tri Rismaharini, KH Ma’ruf Amin, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, Budi Gunawan, Bambang Soesatyo, dan Tito Karnavian.
“Namun ada 19,8 responden yang belum menunjukkan pilihannya terhadap 19 nama yang disimulasikan, jika pemilihan presiden dilakukan sekarang,” ungkapnya.
Djayadi menambahkan survei dilakukan pada akhir Maret hingga awal April 2023. Sedangkan target populasinya warga negara Indonesia dengan usia 17 tahun ke atas, sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
“Survei diadakan untuk mengetahui pendapat publik terhadap berbagai isu dan bagaimana implikasinya terhadap peta politik elektoral menuju 2024. Sehingga survei diadakan pada akhir Maret hingga awal April 2023,” jelasnya.
Adapun pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yaitu teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Ada 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Kemudian, Margin of error survei diperkirakan ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Kendati masih bertengger di posisi puncak hasil survei, elektabilitas Ganjar Pranowo menurut Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengungkapkan, tren dukungan terhadap Ganjar justru mengalami penurunan yang signifikan. Yakni dari 27,1 persen turun menjadi 19,8 persen.
“Pada simulasi daftar 19 nama, Ganjar Pranowo 19,8 persen, turun signifikan dari 27,1 persen pada Februari lalu,” ujar Djayadi dalam paparan hasil survei nasional LSI ‘Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi di BTS, dan Peta Politik Terkini’, Minggu (9/4/2023).
Ini berbeda dengan Prabowo Subianto yang cenderung menguat dari 17,9 persen pada Februari menjadi 19,3 persen. Begitu pula dengan Anies Baswedan yang mengalami sedikit penguatan, dari 17,2 persen pada Februari menjadi 18,4 persen.
“Nama-nama lain cenderung mengalami penurunan. Jadi hanya ada dua atau tiga nama yang mengalami stabilitas yaitu sedikit penguatan yaitu Prabowo, Anies. Di sini ada Puan Maharani. Yang lain mengalami penurunan,” tambah dia.
Sedangkan pada simulasi tiga nama calon presiden, hasil survei LSI mengungkapkan bahwa nama Prabowo Subianto terus mengalami penguatan. Prabowo unggul dengan suara 30,3 persen, meningkat dari sebelumnya 26,7 persen.
Sedangkan dukungan untuk Ganjar mengalami penurunan signifikan dari 35 persen pada Februari menjadi 26,9 persen. Dan dukungan untuk Anies Baswedan sedikit meningkat dari 24 persen pada Februari menjadi 25,3 persen.
“Pada pilihan calon presiden, tampak terjadi pergeseran yang sangat besar. Pada tiga besar capres, Ganjar Pranowo mengalami kemunduran, Prabowo cenderung menguat, sementara Anies relatif tidak banyak berubah,” kata Djayadi.
Penurunan dukungan terhadap Ganjar ini diperkirakan terkait dengan pernyataannya yang menolak kedatangan timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia. Nama Ganjar disebut-sebut menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas keputusan FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Ada kemungkinan pernyataan Ganjar Pranowo terkait timnas Israel sehingga terjadi pembatalan penyelenggaraan PD U-20 di Indonesia menjadi penjelas di balik merosotnya basis dukungan Ganjar,” ujarnya. (*/AN-01)