Jumad, 10 Maret 2023
Kej.37:3-4.12.13a.17b-28 ; Mat.21:33-43.45-46
Prapaska II
“Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita”
(Mat.21:39)
Penggarap membunuh ahliwaris, memang sangat ironis. Mereka lupa diri, rakus hingga merebut hak ahliwaris. Kisah ini merupakan kritik pedas Yesus bagi imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang sebenarnya hanya dipercaya sebagai penggarap, tetapi belagak angkuh seperti pemilik.
Dan inilah akar dosa manusia, yakni kesombongan! Kesombongan, membuat mereka lupa diri. Jadi tegar hati dan berlaku nekad. Merebut kebun anggur dengan cara sadis. Membunuh si ahli waris dan melemparnya keluar kebun anggur.
Pemilik kebun anggur adalah Allah. Pewarisnya adalah Yesus. Kita adalah ranting-rating anggur yang tumbuh dan berkembang dalam kebun anggur Tuhan. Yesus diutus Bapa ke tengah kebun anggur kehidupan ini, dan akan menjalani takdirnya sebagai pewaris. Dia ditolak, dihina, menderita dan dibunuh di kayu salib. Tetapi akhirnya Dia dibangkitkan dan berjaya sebagai pewaris sah. Dan dalam meterai iman, Dia telah menjadikan kita sebagai warisan yang telah ditebus dan diselamatkan.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa hidup yang kita jalani ini bukan warisan melainkan anugerah. Pemberian cuma-cuma, bukan karena hak kita. Begitu pula pekerjaan, jabatan, rejeki, atau apapun, semuanya adalah anugerah Tuhan. Maka hendaknya kita tetap merendah dan terus bersyukur ke hadirat Allah. Sadarlah bahwa kita cumalah penggarap, orang yang hanya menerima dan menjalankan kepercayaan. Maka jalani semua dengan penuh syukur dan tanggungjawab.
Hendaknya kita mawas diri. Tak boleh berlebih menepuk dada, agar tidak terperangkap dosa kesombongan. Yang berlebihan fokus pada diri dan menolak berserah kepada Allah. Yang memupuk ego diri dan menumbuhkan persaingan. Persaingan sehat itu baik, tetapi jadi buruk jika mulai sirik, iri hati, saling mendepak dan menjatuhkan. Mari melihat diri dan berbenah di masa prapaskah ini.
Selamat berpuasa. Tuhan memberkati kita. SALVE. ***
RD. Wens Herin
Amin. Thanks untuk ajakan mari kita lebih mawas diri. Have a Blessed day