Sabtu, 10 Februari 2024
1Raj.12:23-32;13-33-34 ; Mrk.8:1-10
PW. St. Skolastika, Perawan
“Hatiku tergerak oleh belaskasihan”
(Mrk.8:2)
Belas kasih mesti menyata dalam tindakan. Yesus melihat empat ribu orang sedang lapar, dan hatiNya mendesak, mereka mesti ditolong. Kata Yesus, mereka tidak boleh pergi, lalu pingsan dijalanan. Karnanya, Ia memacu murid-murid agar cekatan berpikir dan bertindak. Segera menolong meski dalam kesulitan.
Tetapi apa yang bias dilakukan dengan tujuh roti dan beberapa ikan? Bagi hati yang tak mengandalkan Tuhan, tujuh roti dan beberapa ikan saja memang sulit. Tetapi bukan masalah bagi hati yang mencintai dan mengandalkan Tuhan. Karena cinta akan menggandakannya menjadi berkat bagi orang banyak itu.
Cara Yesus merasa, dan menolong, kiranya terus menginspirasi kita. Agar kita semakin peka melihat kesulitan sesama. Banyak orang sedang “lapar”, bukan saja karena tak makan, tetapi lapar akan kasih sayang, perhatian, keadilan dan persaudaraan. Rasa empati kita tak cukup hanya mengucapkan kata kasihan. Hendaknya lekas mengulurkan tangan, membantu mengatasi setiap kesulitan.
Tujuh roti dan beberapa ikan, punya pesan : hal kecil yang kita beri tak masalah, asal kita lakukan karena kita mencintai mereka, bukan karena kepentingan. Juga petuah bahwa dalam situasi sulit, jangan bicara tentang masalah, tetapi pikirkan jalan keluar.
Yesus memecah-mecahkan roti, itulah gambaran ekaristi yang kita rayakan setiap hari. Hostia kudus meski tampak kecil dan sederhana, tetapi di sana tampak keagungan kasih Allah bagi manusia.
Tuhan memberkati kita. SALVE. ***
RD Wens Herin