Aksinews.id/Jakarta – Posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 sedang terancam. FIFA sudah membatalkan rencana drawing di Bali, 31 Maret nanti. Ini semua gara-gara penolakan atas kehadiran Timnas Israel oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Maka, tinggal apa langkah Presiden Joko Widodo untuk ‘menyelamatkan’ Indonesia dari ancaman dibekukan oleh FIFA.
Ketua Umum PSSI hasil Kongres Luar Biasa, Erick Thohir baru akan melaporkan situasi dan masalah penyelenggaraan Piala Dunia U20, khususnya terkait timnas Israel, kepada Presiden Jokowi. Ini untuk mencari solusi terbaik.
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga mengatakan, ketua umum PSSI itu juga berharap membuka komunikasi dengan FIFA dalam waktu dekat, untuk bisa mendapatkan jalan keluar.
“Memang kami belum mendapatkan surat resmi dari FIFA. Tapi pesannya jelas bahwa dibatalkan,” kata Arya pada konferensi pers yang berlangsung di GBK Arena, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).
Pembatalan oleh FIFA itu lantaran Gubernur Bali dan Pemerintah Provinsi Bali menolak timnas Israel. Sedangkan Bali merupakan salah satu dari enam lokasi pelaksanaan Piala Dunia U20.
Selain Bali, gelaran prestisius itu rencananya berlangsung di Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, dan Palembang.
Akibat penolakan tersebut, FIFA pada Sabtu (25/3/2023), membatalkan drawing Piala Dunia U20 di Bali. Padahal FIFA belum memberikan surat resmi kepada PSSI.
Acara drawing itu bertujuan mengundi grup para peserta Piala Dunia U20. Acara ini awalnya direncanakan berlangsung di Bali pada 31 Maret.
“Dan ini memang kami maklumi karena adanya penolakan dari Gubernur Bali, Pemprov Bali, yang menolak kedatangan tim Israel. Maka dengan sendirinya, drawing tidak mungkin dilakukan tanpa keikutsertaan satu tim peserta,” tambah dia.
PSSI telah berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Bali, namun Arya menyebut pihaknya menghormati pendirian provinsi tersebut. “Kami kan PSSI dalam posisi penyelenggara, pertama (mereka) menolak kehadiran (timnas Israel), kemudian drawing, jadi kami juga akhirnya susah, nggak bisa lagi meminta untuk di sana,” ujar Arya.
Erick Thohir juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggungjawab diplomasi dan politik luar negeri, serta dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai panitia penyelenggara lokal Piala Dunia U20.
Arya menambahkan bahwa masalah Piala Dunia U20 dapat menyebabkan Indonesia dijatuhi hukuman oleh FIFA. Sebab sejak awal Indonesia sudah mengajukan diri menjadi tuan rumah dengan segala konsekuensinya, namun kemudian gagal memenuhinya.
Dengan begitu, Indonesia bisa dinilai melanggar apa yang telah disepakati sebelumnya. “Pada 2018 kita (Indonesia) pernah di-banned. Jadi bukan sesuatu yang baru bahwa kita mengalami itu dan kami tidak mau itu terjadi lagi,” katanya.
“Di samping kami tidak bisa ikut pertandingan internasional, juga ke dalamnya semua Liga ini terdaftar dan diakui oleh FIFA. Liga 1, Liga 2, Liga 3 ini diakui FIFA. Seandainya kita dikucilkan maka Liga Indonesia ini tidak ada lagi nanti,” tutur dia.
Selain Gubernur Bali, I Wayan Koster, yang adalah kader PDI Perjuangan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang juga kader PDIP, ikut menolak kehadiran Timnas Israel bermain di Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sikap dua politisi senior PDIP ini mendapat kritikan dari mantan waketum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
“Yang menolak itu artinya enggak mengerti tentang spirit berolahraga yang dicampurkan dengan politik identitas atau politik dunia,” ucap politisi Partai Gerindra itu, di Jakarta, Minggu (26/3/2023).
Arief Poyuono menilai masalah Israel dengan Palestina urusan dunia kedua negara. Dia pun meyakini banyak pemilih PDI Perjuangan yang tidak mempermasalahkan Timnas Israel main di Piala Dunia U-20.
Ya, “Saya yakin para pemilih PDI Perjuangan tidak pernah menolak Israel bermain di Indonesia. Apa urusannya sepak bola sama politik dunia,” tutur ketua umum FSP BUMN Bersatu itu.
Arief juga menyarankan Indonesia tidak usah lagi ikut dan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, karena Israel ikut dalam kepesertaannya. “Jadi, kalau ada pesertanya Israel, Indonesia tidak usah ikut saja, begitu lho,” ucap Arief, seperti dilansir jpnn.com.(*/AN-01)