Aksinews.id/Moskow – Pemerintahan Rusia tampaknya mulai keteteran menghadapi tekanan dunia. Tekanan balik secara ekonomis oleh negara-negara barat dan Amerika Serikat mulai dirasakan Rusia.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengakui bahwa sekarang Rusia sedang memasuki fase perang ekonomi total. Kondisi ini terkait dengan sanksi ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara barat sebagai respon terhadap agresi militer Rusia ke Ukraina.
“Negara-negara Barat sebenarnya telah menyatakan perang ekonomi total melawan Rusia,” kata Peskov.
“Kami harus menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Dan sayangnya, kondisi itu cukup tidak bersahabat,” katanya sebagaimana dilansir Agensi Berat Rusia, TASS News Agency, Selasa (29/3/2022).
“Kami memasuki fase perang total,” kata Peskov.
“Negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia, mereka sebenarnya memimpin perang melawan kami dalam perdagangan, dalam ekonomi, dalam merebut properti kami, dalam menyita dana kami, dalam memblokir hubungan keuangan kami. Dan kami harus menyesuaikan diri dengan situasi ini. Realitas baru,” tegas Peskov.
Senjata Nuklir
Di sisi lain, Peskov mengatakan tidak ada seorang pun di Rusia yang mempertimbangkan gagasan untuk menggunakan senjata nuklir.
Ketika ditanya wartawan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyarankan dalam pernyataan sebelumnya bahwa dia akan menggunakan senjata nuklir jika pihak ketiga terlibat dalam konflik di Ukraina, Peskov mengatakan ‘tidak.’
“Saya kira tidak. Tapi dia cukup berani mengatakan ‘jangan ikut campur, jika Anda melakukannya. Kami memiliki semua kemungkinan untuk mencegah itu dan menghukum semua orang yang akan ikut campur’,” katanya.
Peskov kembali menegaskan tidak ada yang berpikir untuk menggunakan senjata nuklir bahkan tentang gagasan menggunakan senjata nuklir.
Peskov mengatakan pernyataan Presiden AS Joe Biden baru-baru ini tentang pemimpin Rusia Vladimir Putin cukup mengkhawatirkan.
“Ini cukup mengkhawatirkan. Pertama-tama, ini adalah penghinaan pribadi dan orang tidak dapat membayangkan tempat untuk penghinaan pribadi dalam retorika seorang pemimpin politik dan terutama pemimpin politik negara terbesar di dunia, Amerika Serikat. Jadi kami sangat menyayangkan hal itu,” tegasnya.
“Pernyataannya tentang apakah Putin tidak boleh atau harus berkuasa di Rusia tentu saja tidak dapat diterima. Bukan presiden Amerika Serikat yang memutuskan siapa yang akan menjadi dan siapa presiden Rusia, tetapi rakyat Rusia yang menentukan. Putuskan selama pemilihan,” tambah Peskov, sebagaimana dikutip dari SRIPOKU.COM, Selasa, 29 Maret 2022.(*/AN-01)