Aksinews.id/Lewoleba – Hari AIDS Sedunia (HAS) diperingati pada setiap tanggal 1 Desember. Pada momentum ini, semua pihak diajak untuk mengambil peran mendukung upaya-upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.
Peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2025 di Kabupaten Lembata dikabarkan berlangsung meriah. Satu pekan sebelum puncak kegiatan, semua Puskesmas melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat dalam kelompok kecil seperti Rukun Tetangga dan dasawisma.

Selain itu, KIE juga menyasar kelompok remaja non formal di semua kecamatan, pemuda gereja Solafide di Kota Lewoleba, dan ibu-ibu Santa Anna di wilayah Paroki Aliuroba, Kedang. Selain itu, Puskesmas Lewoleba juga melaksanakan KIE dan skrining HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS) terhadap para guru di Pantai Wisata Wulen Luo pada Sabtu, 22 November 2025.
Meriahnya peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2025 di Kabupaten Lembata semakin kuat terasa usai kegiatan Anjangsana (Kunjungan Silaturahim) dalam rangka Penggalangan Dukungan Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS. Anjangsana dilakukan kepada para tokoh lintas agama di wilayah Kabupaten Lembata tepat pada puncak peringatan HAS, Senin, 01 Desember 2025.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dr. Bernardus Yoseph Beda, MM usai memimpin anjangsana tersebut mengaku sangat bangga dan bahagia. Didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Karolus Lemak, SKM, Dokter Bernard mengaku optimis bisa mengurai benang kusut persoalan HIV/AIDS yang selama ini dialami masyarakat Lembata.
“Melihat respon para tokoh agama tadi, kami optimis. Masalah HIV/AIDS ini bisa kita urai bersama. Mungkin tidak bisa kita hilangkan tapi jumlahnya pasti bisa kita tekan dari waktu ke waktu sampai suatu saat nanti tidak ada lagi infeksi baru”, ujarnya penuh semangat.

Lebih lanjut, dokter yang berperangai tenang dan murah senyum itu menandaskan pentingnya kerjasama lintas sektor. Bukan hanya tokoh agama tapi juga tokoh adat, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan media massa.
“Kami pemerintah ini sebagai simpul. Semua kita sudah saatnya mengambil peran di sini”, pintanya.
Ditanya soal jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lembata saat ini, Penatakelola Layanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV, Darius Baki Akamaking, SKM mengatakan, sejak 2015 hingga saat ini selalu ada penemuan kasus baru. Hal ini menandakan masih ada sumber penularan potensial yang belum diawasi secara baik.

“Tiap tahun itu kita ada terus. Tahun lalu bahkan sampai 60 kasus. Tahun ini sudah ada 28 kasus per hari ini”, ujarnya singkat.
“Jadi selama 10 tahun terakhir itu kasus kita ada 364. Dari jumlah itu, 203 orang sedang minum obat ARV rutin. Sedangkan yang lainnya sudah meninggal dan atau putus minum obat (lost to follow up)”, lanjutnya.
Untuk diketahui, upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS secara nasional dilakukan dengan tiga tujuan utama. Pertama, mencegah terjadinya infeksi baru. Kedua, mencegah terjadinya kematian yang berhubungan dengan AIDS. Dan ketiga, mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV oleh masyarakat di sekitar. Di Kabupaten Lembata, NTT, upaya ini mulai gencar dilakukan. Termasuk hari ini dimana para tokoh agama bertekad untuk mendukung upaya-upaya tersebut.
Pantauan media ini, para tokoh agama yang dikunjungi antara lain, Pastor Paroki Santa Maria Baneux Lewoleba, Imam Masjid Agung Al-Ikhlas Lewoleba, Pendeta dan Penatua Gereja Kristen Solafide dan Pemangku Agama Hindu Lembata. Selain itu di wilayah kerja Puskesmas lain juga dilakukan hal yang sama. Beberapa di antaranya adalah Pastor Paroki Aliuroba, Pastor Paroki Waipukang, Pastor Paroki Hadakewa, Pastor Paroki Pada, Pastor Paroki Lamalera dan Imam Masjid Leubatang serta Walangsawah. (Darko)























