Aksinews.id/Jakarta – PDI Perjuangan menyatakan siap menjalin kerja sama politik dengan Partai Demokrat. Namun diingatkan agar Demokrat harus menyatakan dukungan terhadap pencapresan Ganjar Pranowo, baru Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bisa bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, partai berlambang banteng moncong putih juga mendukung terjadinya rekonsiliasi dengan Demokrasi.
Seperti diketahui hubungan antara Megawati dengan SBY renggang, bahkan memburuk sejak SBY mencalonkan diri sebagai Presiden RI pada Pemilu 2004 silam.
Namun kini kedua belah pihak membuka peluang bekerja sama setelah Demokrat mencabut dukungan kepada Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Saat ini, Demokrat sedang membangun komunikasi dengan PDIP.
Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sudah bertemu Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada pertengahan bulan Juni lalu.
Hasto mengatakan, Partai Demokrat harus menyatakan secara resmi dukungan mereka terhadap Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah tersebut merupakan calon presiden yang diusung oleh PDIP.
“Setelah ada komitmen memberikan dukungan kepada Pak Ganjar, baru pertemuan itu dilakukan formal,” kata Hasto.
Hal ini diungkapkan Hasto dalam acara pertunjukan wayang orang Bharata “Wahyu Makutharama” di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).
Hasto menyampaikan, pola pertemuan tersebut sama seperti partai-partai lainnya yang sudah bergabung bersama PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, seperti PPP, Hanura, dan Perindo. Menurut Hasto, pola pertemuan ini lebih kokoh karena mengusung visi misi yang sama.
“Jadi diberikan dukungan terlebih dahulu, baru (pertemuan) secara formal, sehingga kerja sama ini akan kokoh karena didasari oleh kepentingan masa depan bangsa dan negara,” ucap Hasto.
Dia menjelaskan, pola pertemuan juga diadakan secara bertingkat. Sebelum perjumpaan Megawati-SBY, pihaknya akan lebih dulu mengutus beberapa orang untuk berkomunikasi.
Salah satu contohnya, pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Begitu pula komunikasi lain dari kader PDIP yang telah terjalin, meliputi Said Abdullah, Olly Dondokambey, Bambang Wuryanto, dan sebagainya.
“Ya pertemuan secara bertingkat. Kalau kita lihat dalam perjalanan partai politik, yang bertemu kan Mbak Puan terlebih dahulu didampingi jajaran DPP,” jelas Hasto.
Saat ini, Partai Demokrat masih menjajaki potensi kerja sama politik antara dua parpol, antara dengan PDIP maupun dengan Partai Gerindra.
Yang jelas kata Hasto, PDIP terbuka terlihat dari beberapa pertemuan yang sudah terjadi. “Kan minta sudah bertemu, sekali lagi Mbak Puan, Mas AHY bisa bertemu di GBK. Itu kan merupakan hal yang sangat positif, di antara Kesekjenan juga sering komunikasi,” jelas Hasto, sebagaimana dilansir kompas.com.
Sebagai informasi, Demokrat belum menentukan pilihan di mana akan berlabuh, setelah koalisinya pecah karena bakal calon presiden yang diusung, Anies Baswedan, memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar menjadi bacawapres.
Diketahui, Demokrat bergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama PKS dan Partai Nasdem. AHY sejauh ini, keukeuh ingin menjadi cawapres pendamping Anies.
Di sisi lain, PDIP terbuka dengan partai manapun yang ingin berkoalisi. Belakangan, Demokrat pun mengaku terbuka dengan semua kemungkinan, termasuk peluang berkoalisi dengan PDI-P atau Gerindra. (*/AN-01)