Aksinews.id/Hokeng – SMAS Seminari San Dominggo (Sesado) Hokeng sebagai wadah pembibitan calon imam secara penuh mendukung kegiatan pengembangan keterampilan dan bakat seminaris. Dukungan ini disalurkan dalam berbagai bentuk pembinaan, salah satunya melalui kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ekskuldi Sesado telah berjalan intens dalam beberapa kelompok.
Kegiatan ekskul yang diselenggarakan SMAS Seminari San Dominggo terbagi atas dua jenis, yaitu Ekstrakurikuler Wajib yang mencakup Pramuka, dan Ekstrakurikuler Pilihan yang mencakup Jurnalistik, Pencinta Alam, English Club, Sesado FC, THS, dan Sesado Choir. Ekstrakulikuler itu sendiri menjadi wadah bagi seminaris di Sesado untuk mengembangkan keterampilan menulis sekaligus menyalurkan minat menulisnya dan menjadi batu pijakan pertama jurnalis muda Sesado.
Rabu, 13 Maret 2024 lalu, sekitar pukul 16.20 WITA, bertempat di lantai I Perpustakaan P. William Popp, SVD bersama 15 seminaris dan dua pendamping, Fr. Rikard Diku, SVD serta Cicih Karnengsih tampak aktif dalam pertemuan kelompok ekskul jurnalistik. Cuaca mendung di wilayah Hokeng tidak meredupkan semangat para jurnalis muda Sesado itu.
Pertemuan ini menjadi pertemuan pertama dalam semester II Tahun Ajaran 2023/2024 dan menjadi langkah pertama jurnalis muda Sesado. Pertemuan dibuka dengan doa bersama. Setelah doa, Fr Rikard memberikan pengenalan secara singkat materi jurnalistik.
“Menurut catatan sejarah, aktivitas jurnalistik sudah ada sejak zaman kekaisaran Romawi. Ketika Julius Caesar (102-44 SM) menjabat sebagai konsul atau penasihat kekaisaran (tahun 66 SM), ia memerintahkan semua anggota senat menerbitkan acta diurna atau lembaran cetak mirip brosur yang ditempelkan di Forum Romanum atau di pusat kota Roma. Lembaran cetak itu memuat laporan aktivitas harian senat. Dengan cara ini, Julius Caesar berhasil mengikat para anggota senat kekaisaran agar bersikap transparan, objektif, professional, dan benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat Romawi. Tanpa acta diurna yang ditempelkan di pusat kota, bisa saja para anggota senat hanya akan bekerja untuk kepentingan diri atau kelompok mereka sendiri,” papa Fr. Rikard tentang sejarah aktivitas jurnalistik.
Selanjutnya, pokok bahasan beralih pada materi menulis berita. Penyampaian materi dipaparkan dalam bentuk power point yang sangat menarik. Fr Rikard dan Ibu Cicih bergantian memberikan penjelasan dan sharing-sharingyang inspiratif. Beberapa seminaris juga membagikan pengalaman menulisnya. Ibu Cicih Karnengsih salah satu moderator kegiatan ini memantik semangat para seminaris untuk terus bergiat dalam menulis dengan mengikuti ekskul ini dengan sungguh-sungguh.
“Literasi siswa dalam hal menulis karangan kurang meningkat, kelihatannya menurun belakangan ini, jika hal ini terus dibiarkan dan tidak adanya penanganan yang serius maka konsekuensinya semakin parah. Oleh karena itu, saya dan Fr. Rikard ingin meningkatkan dan mengembangkan kembali semangat berliterasi para siswa, kelompok jurnalis sebagai wadahnya. Harapan saya, para siswa dapat menjalankan proyeksi yang kita sepakati bersama. Militansi menulis harus tertanam dalam pribadi kita masing-masing,” ujae pengampuh mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sesado ini.
“Tidak sekadar belajar, tetapi juga mempraktikan serta mengaplikasikan hal dari apa yang dipelajari.dengan modal yang kita miliki. Mulai hari ini, kita kembali ke jurnalistik yang sebenarnya setelah semester sebelumnya hasil tulisan masih dominan dalam karya sastra. Kedepannya yang ditargetkan adalah kita bisa menulis berita, artikel, opini, esei, dan feuture. Di akhir semester, paling tidak, kalian semua bisa menghasilkan beberapa tulisan,” tambah Ibu Cicih Karnengsih.
Epen Lewar, ketua kelompok ekskul jurnalistik memberikan komentar tentang ekskul kali ini. “Saya sangat senang dengan kegiatan hari ini. Materi yang diberikan Fr. Rikard dan Ibu Cicih sangat jelas dan menarik. Saya juga bersyukur bahwa kedua pendamping kami mau meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dengan kami. Saya berharap, semoga dengan adanya kegiatan ini, kemampuan tulis-menulis para seminaris semakin berkembang dan kami semakin mencintai dan menghidupi literasi itu sendiri,” ujarnya.
Harapan Epen ini sekaligus mewakili harapan anggota ekstrakulikuler jurnalistik yang lain. (Toty Wujon dan Karol Kelen)